Kanzen:Benih Baru Motor Nasional

November 13, 2007

Adalah suatu ironi yang menyedihkan jika bangsa Indonesia yang mampu membuat pesawat terbang nasional tidak mampu membuat sebuah motor nasional sendiri. Selama puluhan tahun, industri dan pasar otomotif Indonesia dikuasai oleh vendor-vendor dari Jepang, tetapi hal itu tidak membuat bangsa Indonesia mampu mengembangkan teknologi otomotif secara mandiri malah semakin membuat bangsa ini semakin tergantung oleh teknologi dari Jepang. Memang transfer teknologi, sumber daya manusia kita memiliki kemampuan memproduksi komponen-komponen otomotif di dalam negeri sendiri, sayangnya hal itu untuk menyuplai kebutuhan komponen otomotif vendor Jepang di dalam negeri maupun di luar negeri. Indonesia tidak diperbolehkan membuat produk-produk otomotif dengan merek atau brand sendiri dengan menggunakan teknologi dari Jepang. Ini membuat tenaga-tenaga ahli otomotif kita hanya sebagai “buruh” bagi para vendor Jepang, bukan sebagai “majikan” di negerinya sendiri. Di samping itu, pemerintah tidak membuat kebijakan-kebijakan yang mendorong tumbuhnya industri otomotif nasional yang mandiri untuk menciptakan produk otomotif nasional sendiri yang bisa dibanggakan oleh bangsanya sendiri pula. Selain itu, pemerintah kurang memberikan insentif bagi perusahaan-perusahaan yang mengembangkan produk otomotif nasional yang tidak berrgantung pada vendor Jepang. Di tengah masalah-masalah tersebut, ada sebuah perusahaan nasional yang sedang merintis industri otomotif nasional yang mandiri, tidak bergantung pada teknologi vendor dari Jepang, khusunya pada produk sepeda motor, yaitu motor Kanzen. Motor Kanzen adalah sepeda motor yang diproduksi oleh PT. Kanzen Motor Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh mantan Menperindag pada masa kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri, yaitu Rini Soemarno. Perusahaan ini mengklaim, adalah satu-satunya perusahaan yang memproduksi sepeda motor nasional dengan kandungan lokal yang sangat tinggi. Sayangnya, perusahaan ini tidak menggunakan nama yang berbau Indonesia, sehinga masyarakat menganggap motor Kanzen itu berasal dari Cina yang terkenal mampu memproduksi motor murah namun cepat rusak pula, padahal belum tentu demikian kenyataannya. Mungkin karena bekerja sama dari perusahaan otomotif Korea, Daelim, sehingga menggunakan nama Kanzen. Tetapi menurut Rini, motor Kanzen adalah motor asli buatan lokal. Semua komponen, proses produksi, dan desain dikerjakan di Indonesia dan oleh SDM dari Indonesia. Salah produk KMI adalah motor Kanzen Taurus, dan Kanzen Taurus Ultima. Yang menarik, kedua jenis tipe motor ini didesain dan diproduksi oleh putra-putri Indonesia dengan kandungan lokal di atas 70%.

Kedua motor ini yang berjenis motor bebek ini memiliki desain yang berbeda dengan motor bebek vendo-vendor lain. Motor ini memiliki tangki bahan bakar di depan di dekat stang motor berbeda dengan motor bebek yang ada di pasaran yang posisinya berada di bawah jok pengendara, sehingga pada saat pengisian bahan bakar tidak perlu repot berdiri untuk membuka tangki bahan bakar.

Selain itu, motor Kanzen Taurus Ultima ini memil;iki desain yang mirip motor trail, sehingga motor bebek ini bias dikendarakan di jalan yang tidak beraspal dan berkondisi buruk. Walaupun memiliki desain yang unik dan inovatif serta kualitas yang tidak kalah dengan motor Jepang Kanzen belum mampu merebut pangsa pasar yang dikuasai oleh motor Jepang. Hal ini karena masyarakat sudah memiliki brand image positif tertentu terhadap motor Jepang atau suatu sifat dan sikap fanatisme terhadap produk Jepang tersebut, sehingga hal ini sulit untuk dirubah. Di samping itu image motor Cina yang turut memperburuk citra motor Kanzen ini yang dianggap memeiliki klualitas mutu yang rendah karena meiliki harga yang lebih rendah dibandingkan dengan motor-motor Jepang. Jujur saja, penulis sendiri memiliki anggapan yang sama dengan masyarakat pada umumnya. Pernah sesekali penulis memiliki rencana, jika aku memiliki mempunyai uang, ingin sekali membeli motor Honda Supra X 125 yang sudah banyak beredar di jalan-jalan di berbagai kota di Indonesia karena terkenal irit. Tetapi saat ini, penulis berpikir kembali bagaimana industri motor nasional kita bisa maju jika kita sendiri tidak mempercayai produksi motor nasionalnya sendiri.

Tentu saja, seperti yang lain juga, penulis juga bersikap rasional. Nasionalisme itu penting, tetapi kita harus mampu membuat harga yang murah dengan kualitas yang lebih baik dari produk-produk negara lain. Di samping itu, model yang inovatif dan canggih serta pelayanan purna jual yang memuaskan akan menjadi pertimbangan para calon pembeli sepeda motor, seperti yang diinginkan oleh penulis.

Nexian:Handphone Buatan Indonesia (?)

November 2, 2007

Syukurlah, di tengah membanjirnya produk handphone-handphone buatan luar negeri, ternyata ada juga handphone-handphone dengan merek lokal.Handphone-handphone merek lokal itu ada yang hanya dirakit di Indonesia setelah diimpor komponen dan suku cadangnya dari negara lain, atau ada juga yang benar-benar diproduksi Indonesia, walau ada beberapa komponen masih harus diimpor dari luar negeri.

Salah satu handphone lokal adalah merek Nexian–yang menjadi pertanyaan mengapa menggunakan merek asing (dalam hal ini China atau Korea?) jika mengaku produk dari Indonesia?–diproduksi oleh PT Nexian Technology yang didirikan dari beberapa perusahaan, yaitu:PT INTI Pisma Internasional, PT J-Tech Manufacturing of Indonesia,PT Airwave Technology, dan PT Metrotech Jaya Komunika.

Walaupun masih tergolong baru dalam bisnis Handphone, nampaknya minat pasar terhadap produk handphone Nexian cukup tinggi.Hal ini bisa dibuktikan dengan diberikannya penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Nexian yang mampu menjual 100.000 unit dalam waktu 6 bulan. Bahkan rencananya, produk Nexian NX330 akan diekspor ke Filipina.

Hal ini cukup membanggakan kita, ternyata bangsa kita tidak hanya bisa membeli dan membeli saja produk-produk teknologi handphone dari luar negeri.Kita bisa juga membuat produk handphone sendiri walau mereknya tersebut masih asing terdengar oleh telinga kita.

Selain mampu membuat, poduk handphone buatan Indonesia harus memiliki kualitas yang bagus,”bandel”,kuat,tidak sering “hang” dan memiliki fitur-fitur yang lengkap sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

Sebagai saran saja, seharusnya handphone buatan Indonesia harus memiliki konsep Handphone Upgradeable, yaitu Handphone yang bisa dimodifikasi dan dimaksimalkan kinerja handphone tersebut oleh pengguna handphone itu sendiri. Mulai dari chasing handphone itu yang bisa diganti-ganti, sistem operasi yang bisa dimodifikasi dan ditingkatkan kinerjanya, hingga fitur-fitur yang ada di dalamnya seperti aplikasi-aplikasi dan game-game (game Java) dapat berjalan dengan baik,mudah diperolehnya (kalau perlu gratis untuk mendapatkannya).Di samping itu juga bisa mendukung sistem terbuka/Open System dan juga mendorong penggunaan OpenSource (misalnya menggunaka Linux Montavista) secara luas lagi.

Sebagai contoh,Handphone Motorola E398 bisa dibilang Upgrade Handphone, karena bisa dimodifikasi semua fitur-fitur di dalamnya dan ditingkatkan lagi kinerja dan kemampuannya.Mulai dari mengganti Skin Theme,penggunaan Sistem Operasi Linux,dan penambahan paket-paket aplikasi yang lebih lengkap lagi.Hal ini membuat timbulnya komunitas-komunitas pengguna handphone ini yang memiliki hobby yang sama yaitu mengoprek handphone Motorola E398 ini.

Saya yakin jika Nexian menganut Upgradeable Handphone, maka semakin banyak pengguna-pengguna Handphone Nexian di Indonesia, karena pada kebanyakan orang Indonesia memiliki sifat tidak puas, ingin sesuatu yang lebih dan lebih, sehingga hal ini mendorong kreativitas-kreativitas baru yang bisa muncul dari rasa tidak puas itu (dalam arti positif maupun negatif) yang bisa diupgrade dari handphone Nexian yang mereka miliki.